Setiap
kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir
sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya.
Tindakannya
ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu
menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.
"Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan ke Sekolah?"
"Ya, Bapa Pendeta!" balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut.
Dia
begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia
berkata kepada bocah tersebut, "Jangan menyebrang jalan raya
sendirian, setiap kali pulang sekolah, kamu boleh mampir ke Gereja
dan saya akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat."
"Terima kasih, Bapa Pendeta."
"Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?"
"Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan.. sahabatku."
Dan
Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di
depan altar berbicara sendiri, tetapi pastur tersebut bersembunyi di
balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa
di Surga.
"Engkau tahu Tuhan, ujian
matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun
temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku
mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanya kue ini.
Terima
kasih buat kue ini, Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang
kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya,
aku jadi tidak begitu lapar.
Lihat ini
selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu
depan.Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa..
paling
tidak
aku tetap dapatpergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa kami
akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa dari
temanku sudah berhenti sekolah, tolong Bantu mereka supaya bisa
bersekolah lagi.
Tolong Tuhan.
Oh,
ya..Engkau tahu kalau Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan,
tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya
seorang Ibu.
Tuhan, Engkau mau lihat lukaku??? Aku tahu
Engkau dapat menyembuhkannya, disini..disini.aku rasa Engkau tahu yang
ini kan....??? Tolong jangan marahi ibuku, ya..?? dia hanya sedang
lelah dan kuatir akan kebutuhan makan dan biaya sekolahku..itulah
mengapa dia memukul aku.
Oh, Tuhan..aku
rasa, aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang sangat
cantik dikelasku, namanya Anita. menurut Engkau, apakah dia akan
menyukaiku??? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap
menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk
menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.
Hei.ulang
tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira??? Tunggu saja
sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan
bagiMu.
Aku berharap Engkau menyukainya. Oooops..aku harus pergi sekarang."
Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta .
"Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyebrang jalan sekarang!"
Kegiatan tersebut berlangsung setiaphari, Andy tidak pernah absen sekalipun.
Pendeta
Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari
Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang
murni kepada Tuhan.. suatu pandangan positif dalam situasi yang
negatif.
Pada hari Natal, Pendeta Agaton
jatuh sakit sehingga tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah
sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak
pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain
perbuat. Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung mereka.
Ketika
mereka sedang berdoa, Andypun tiba di Gereja tersebut usai
menghadiri pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa "Halo Tuhan..Aku.."
"Kurang ajar kamu, bocah!!!tidakkah kamu lihat kalau kami sedang berdoa???!!! Keluar, kamu!!!!!"
Andy
begitu terkejut,"Dimana Bapa Pendeta Agaton..??Seharusnya dia
membantuku menyeberangi jalan raya. dia selalu menyuruhku untuk mampir
lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa
Tuhan Yesus, karena hari ini hari ulang tahunNya, akupun punya hadiah
untukNya.."
Ketika Andy mau mengambil
hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu
menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja.
"Keluar kamu, bocah!..kamu akan mendapatkannya!!!"
Andy
tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyebrangi jalan raya
yang berbahaya tersebut di depan Gereja. Lalu dia menyeberang,
tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang - disitu ada
tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah
tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya
bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar.dan Andypun
tewas seketika. Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi
tubuh bocah malang tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi.
Tiba-tiba,
entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah
yang halus dan lembut, namun dengan penuh airmata dating dan memeluk
bocah malang tersebut. Dia menangis.
Orang-orang
penasaran dengan dirinya dan bertanya,"Maaf tuan..apakah anda
keluarga dari bocah yang malang ini? Apakah anda mengenalnya?"
Tetapi
pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang
begitu dalam berkata,"Dia adalah sahabatku." Hanya itulah yang
dikatakan.
Dia mengambil bungkusan
hadiah dari dalam saku baju bocah malang tersebut dan menaruhnya
didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah tersebut,
kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang ada disekitar tersebut
semakin penasaran dan takjub..
Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sangat mengejutkan.
Diapun
berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah
putih tersebut. Pendeta itu bertemu dengan kedua orang tua Andy.
"Bagaimana anda mengetahui putra anda telah meninggal?"
"Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari." Ucap ibu Andy terisak.
"Apa katanya?"
Ayah
Andy berkata,"Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat
berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas
meninggalnya Andy, sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik.
Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya.
Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan
rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan dikeningnya,
kemudian Dia membisikkan sesuatu.
"Apa yang dikatakan?"
"Dia berkata kepada putraku.." Ujar sang Ayah. "Terima kasih buat kadonya.
Aku
akan berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku." Dan sang ayah
melanjutkan, "Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah.. aku
menangis tapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu.aku
menangis karena bahagia..aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta,
tetapi ketika dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi
hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.. Aku
tidak dapat melukiskan sukacita dalam hatiku. aku tahu, putraku sudah
berada di Surga sekarang.
Tapi tolong Bapa Pendeta ..
Siapakah pria ini yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di
Gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena anda selalu di sana setiap
hari, kecuali pada saat putraku meninggal.
Pendeta
Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut
gemetar dia berbisik,"Dia tidak berbicara kepada siapa-siapa...
kecuali dengan Tuhan."