Senin, 19 Maret 2012

Seorang Pria Taat


terkini_img


Yohanes Pembabtis adalah teladan orang yang tanpa pamrih saat mempersiapkan jalan bagi Yesus.
Yohanes Pembabtis datang berkotbah dengan roh dan kuasa dari Nabi Elia (lihat Maleakhi 4:5; Matius 11:14). Dia memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit serta makan belalang dan madu hutan (Matius 3:4). Dia adalah orang yang dikirim oleh Tuhan dengan misi mempersiapkan jalan bagi Yesus. Seorang diri, Yohanes bukan berteriak-teriak di sebuah kota besar tapi di padang gurun. Dia tidak melakukannya untuk menjadi pusat pemberitaan; dia melakukannya agar orang-orang siap untuk bertemu Yesus sehingga “semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.” (Lukas 3:6).
Misi Yohanes berasal dari Tuhan, yang memberi dia pesan itu. Yohanes tahu siapa dirinya dan mana yang bukan. Dia berkata: "Aku bukan Mesias." (Yohanes 1:20) dan “tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku,” (Matius 3:11). Yohanes bukanlah orang yang suka mempromosikan diri sendiri.
Berapa banyak orang yang bingung terhadap pesan dan panggilan Tuhan ketika menghadapi perasaan bahwa diri mereka penting? Jika kelahiran kita diumumkan oleh malaikat Gabriel, apakah kita masih akan berkata, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yohanes 3:30)? Atau kita akan berkoar-koar tentang siapa diri kita? Yohanes Pembabtis bisa saja melakukannya. Tapi sebaliknya, ia taat. Dia melangkah ke samping dan mempersilahkan Yesus dan Tuhan memberikan dia kesempatan untuk membabtis dan mengumumkan Sang Mesias (Matius 3:13-16).
Yohanes lahir dari orangtua yang setia kepada Tuhan: “Keduanya adalah benar di hadapan Allah” (Lukas 1:6). Tetapi keduanya juga telah tua. Yohanes adalah bayi ajaib mukjizat dari Tuhan bagi mereka,. Terlepas dari Yohanes sebagai pembawa sukacita bagi kedua orangtuanya yang telah tua, dia tidak pernah mengalaminya sendiri. Dia adalah orang yang dipanggil oleh Tuhan dan dia menyerahkan dirinya pada panggilan itu. Selama hidupnya, Yohanes tidak pernah memiliki apa yang pria sangat inginkan: keluarga, rumah, pekerjaan bergengsi dan kematian yang mudah di usia tua.
Yohanes Pembabtis mati ditangan keinginan seorang perempuan kuat dan suami yang lemah yang melakukan apa yang istrinya minta. Yohanes dipenggal sewaktu pesta ulang tahun orang kaya dan kepalanya dibawa ke dalam pesta di atas piring (Matius 14:6-12). Apa yang Yohanes lakukan sehingga pantas dibunuh? Dia mengatakan kebenaran kepada sang raja (Markus 6:17:29). “Tidak adil!” demikian kita berseru ketika seseorang diperlakukan dengan brutal seperti Yohanes. Mengapa dia bisa melakuakn hal itu? Sesederhana menutup mulutnya yang mencela moral sang raja. Tetapi Yohanes tetap mentaatin Tuhan. Dia setia dan atas kesetiaannya itu ia dibunuh. Yohanes tidak mengundang penderitaan, tetapi menerimanya.
Apakah Anda terbuka terhadap pimpinan Tuhan sama seperti yang Yahones Pembabtis lakukan? Apakah penting bagi Anda jika ketaatan membawa langkah Anda ke pandang gurun daripada ke istana? Apakah Anda akan selalu mengarahkan orang-orang kepada Sang Mesias? Yesus memiliki sebuah pernyataan yang dasyat tentang Yohanes: “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis” (Yohanes 11:11). Sebuah tulisan di nisan bagi pria yang taat. Seorang pria Tuhan yang tanpa pamrih. Sebuah teladan bagi manusia di masa kini.
Penulis: Roger C. Palms, mantan editor majalan Billy Graham, Decision dan penulis buku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar